Isus yang berkaitan dengan subtansi bahasa meliputu
transfer bahasa, masukan (input), dan variabilitas.
Terkait dengan ciri kedua bahasa,yaitu
sejauh mana suatu butir bahasa itu bermarkah (marked).antara lain di temukan
bahwa jika dua bahasa berbeda ,tetapi butir B2 (BS) kurang tertanda,maka hal
itu dapat menimbulkan kesulitan.
Sejumlah penelitian mengkaji hubungan
antara masukan (input) dan luaran (output).Fokusnya meliputi antara lain
hubungan antara jumlah dan frekuensi masukan dengan kualitas keluaran bahasa
yang di ujarkan oleh pengajar terhadap peserta didiknya ,serta peranan masukan
dalam pengembangan kemampuan berbahasa kedua.
Berkaitan dengan jumlah input ,hasil beberapa penelitian
menunjukan bahwa pembelajar yang memperoleh kesempatan untuk menggunakan B2
atau mendapat input yang banyak ,akan memiliki kemahiran berbahasa kedua yang
baik.penutur asli melakukan modifikasi terhadap wacana yang di ucapkan ketika
berbicara dengan orang yang bukan penutur asli .
Tentang peranan input,Krashen seperti yang
di kutip Huda (1999) mengajukan hipotesis bahwa input yang dapat di pahami
meningkatkan kemampuan pembelajar dalam berbahasa kedua.Namun ,hasil penelitian
lain juga menunjukan bahwa hal itu tidak cukup ,kecuali jika pembelajar
mendapat kesempatan untuk mempraktikkan bahasa sasaran.
Bahasa antara (interlanguage)bervariasi
,seperti halnya bahasa yang alami .Variabilitas sinkronis (antar waktu )lazim
di jumpai dalam bahsa pembelajar.sekali waktu pembelajar menunjukan telah
menguasai suatu aspek tatabahasa,akan tetapi pada kesempatan lain dia membuat
kesalahan pada aspek tersebut.Terjadinya variabilias sinkronis dapat di
terangkan dengan pendekatan sosioliguistik,yaitu bahwa variabilitas itu
mengikuti pola deretan gaya bahasa .jika pembelajar memberikan perhatian
terhadap cara dirinya berkata ,maka gaya nya cenderung formal,sedangkan jika dia
tidak mendengarkan apa-apa yang dia ucap kan ,maka gaya bahasa nya cenderung
informal.
Variabilitas juga bias terjadi karena
berbagai alasan:
1. pembicara
melakukan penyesuaian terhadap lawan bicaranya;
2. faktor-faktor
sosiologistik situasi formal dan informal;
3. kuantitas
waktu untuk merencanakan pembicaraan;dan lain-lain
Daftar
Pustaka
Iskandarwassid.
Dan Sunendar, D. (2008). Strategi
Pembelajaran Bahasa.
Bandung : Sekolah Pascasarjana
Universitas Pendidikan Indonesia
dengan PT Remaja Rosdakarya
No comments:
Post a Comment