Wednesday, November 5, 2014

Isu Substansi Bahasa




     Isus yang berkaitan dengan subtansi bahasa meliputu transfer bahasa, masukan (input), dan variabilitas.
     Terkait dengan ciri kedua bahasa,yaitu sejauh mana suatu butir bahasa itu bermarkah (marked).antara lain di temukan bahwa jika dua bahasa berbeda ,tetapi butir B2 (BS) kurang tertanda,maka hal itu dapat menimbulkan kesulitan.
     Sejumlah penelitian mengkaji hubungan antara masukan (input) dan luaran (output).Fokusnya meliputi antara lain hubungan antara jumlah dan frekuensi masukan dengan kualitas keluaran bahasa yang di ujarkan oleh pengajar terhadap peserta didiknya ,serta peranan masukan dalam pengembangan kemampuan berbahasa kedua.
     Berkaitan dengan jumlah input ,hasil beberapa penelitian menunjukan bahwa pembelajar yang memperoleh kesempatan untuk menggunakan B2 atau mendapat input yang banyak ,akan memiliki kemahiran berbahasa kedua yang baik.penutur asli melakukan modifikasi terhadap wacana yang di ucapkan ketika berbicara dengan orang yang bukan penutur asli .
     Tentang peranan input,Krashen seperti yang di kutip Huda (1999) mengajukan hipotesis bahwa input yang dapat di pahami meningkatkan kemampuan pembelajar dalam berbahasa kedua.Namun ,hasil penelitian lain juga menunjukan bahwa hal itu tidak cukup ,kecuali jika pembelajar mendapat kesempatan untuk mempraktikkan bahasa sasaran.
     Bahasa antara (interlanguage)bervariasi ,seperti halnya bahasa yang alami .Variabilitas sinkronis (antar waktu )lazim di jumpai dalam bahsa pembelajar.sekali waktu pembelajar menunjukan telah menguasai suatu aspek tatabahasa,akan tetapi pada kesempatan lain dia membuat kesalahan pada aspek tersebut.Terjadinya variabilias sinkronis dapat di terangkan dengan pendekatan sosioliguistik,yaitu bahwa variabilitas itu mengikuti pola deretan gaya bahasa .jika pembelajar memberikan perhatian terhadap cara dirinya berkata ,maka gaya nya cenderung formal,sedangkan jika dia tidak mendengarkan apa-apa yang dia ucap kan ,maka gaya bahasa nya cenderung informal.
Variabilitas juga bias terjadi karena berbagai alasan:
1.      pembicara melakukan penyesuaian terhadap lawan bicaranya;
2.      faktor-faktor sosiologistik situasi formal dan informal;
3.      kuantitas waktu untuk merencanakan pembicaraan;dan lain-lain



Daftar Pustaka

Iskandarwassid. Dan Sunendar, D. (2008). Strategi Pembelajaran Bahasa.
       Bandung : Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
       dengan PT Remaja Rosdakarya
 

No comments:

Post a Comment